Kata mudah terambil dari kata
arab yusr ( ) yang terulang dalam al-Qur’an sebanyak 6 kali, tiga di
antaranya bergandengan dengan kata ‘usr, sedangkan kata yusr
dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 44
kali. Kata yusr dalam kamus bahasa arab digunakan untuk
menggambarkan sesuatu yang mudah, lapang atau banyak (seperti harta).
Lawan kata dari yusr
adalah úsr yang berarti sesuatu yang sangat keras, sulit atau berat.
Kata ini terulang sebanyak 4 kali, dan dalam berbagai bentuknya terulang
sebanyak 12 kali. Sebagai contoh unta liar dinamai ‘asir (), orang
kidal yang biasanya sulit dilakukan oleh orang biasanya dinamai a’sar().
Allah berfirman yang terkait
dengan kemudahan dan kesulitan sebagai berikut:
فَإِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٥)إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٦)
Artinya: “maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS Al-insyirah (94): 5-6).
Dalam memahami ayat di atas, Ada
dua pendapat ulama, yaitu:
1.
Perbedaan dalam memahami
makna ma’a ()
Ada dua pendapat Ulama dalam memahami
makna ma’a, yaitu:
a.
Ulama yang mengartikan ma’a
dengan arti ba’da (sesudah),
sehingga makna ayat di atas adalah “maka sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan”
b.
Ulama yang mengartikan ma’a dengan
arti bersama, sehingga makna ayat di atas adalah “maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”.
Penggunaan arti bersama untuk menjelaskan bahwa betapapun beratnya
kesulitan yang dihadapi, pasti dalam celah-celah kesulitan itu terdapat
kemudahan-kemudahan. Karena itu setiap orang hendaknya berusaha mencari peluang
atau sisi positif dari tantangan dan kesulitan yang dihadapinya, agar ia
memperoleh jalan keluar atau manfaat dari kesulitan tersebut.
Syaikh az-Zamakhsyari menjelaskan bahwa penggunaan
kata ma’a yang berarti bersama untuk menggambarkan betapa dekat dan
singkatnya waktu antara kehadiran kemudahan, dengan kesulitan yang sedang
dialaminya.
2.
Perbedaan dalam memahami
pengulangan kalimat
Ada dua pendapat ulama dalam memahami
makna pengulangan kalimat, yaitu:
a.
Ulama mengartikan
pengulangan kalimat dengan makna penekanan bahwa di setiap kesulitan
pasti disusul, disertai atau disudahi dengan kemudahan.
b.
Ulama mengartikan
pengulangan kalimat dengan makna “setiap kesulitan akan disertai dengan dua
kemudahan. Kemudahan ini dapat diperoleh seseorang dalam kehidupan di dunia dan
dapat pula diartikan satu kemudahan diberikan di dunia dan lainyya di akhirat.
Ulama ini menggunakan kaidah yang menyatakan:”apabila terulang satu kata
dalam bentuk definit maka kata pertama dan kedua mempunyai makna yang
sama, berbeda halnya jika kata tersebut berbentuk indefinit.” Kata ‘usr
berbentuk definit yang ditandai dengan pemakaian alif dan lam,
sedangkan kata yusr berbentuk
indefinit.
Terlepas dari berbagai
perbedaan pemahaman tentang makna ayat di atas, ada makna pokok yang ingin dijelaskan
bahwa Allah memberlakukan sunnah-Nya yang bersifat umum dan konsisten
dalam kehidupan, yaitu “setiap kesulitan pasti disertai atau disusul kemudahan
selama yang bersangkutan bertekad untuk menanggulanginya.” Dari pemahaman ini, para ulama membuat kesimpulan
berupa penyusunan kaidah -setelah mengkaji sekian banyak ayat dan hadis yang
semakna- sebagai berikut:
()kesulitan itu mendatangkan kemudahan; () apabila
sesuatu telah menyempit, aka ia menjadi luas.
Mudah-mudahan
penjelasan singkat ini memotivasi kita untuk tawakkal (berusaha semaksimal
mungkin dengan disertai doa) dalam mengatasi kesulitan kita dihadapi. Amin.