Ada sebuah
pertanyaaan nakal dari sebagian umat non muslim: mengapa Muhammad dibacakan
shalawat, bahkan menganjurkan umatnya untuk membacakan shalawat sebanyak-banyaknya?
Bukankah shalawat itu berarti doa, yaitu memohon supaya Allah
memberi rahmat, kemuliaan dan keselamatan kepada Muhammad? Jika Muhammad
didoakan agar diberi rahmat, kemuliaan dan keselamatan, berarti Muhammad belum
mulia dan selamat atau Muhammad masih membutuhkan kemulian , keslamatan dan
rahmat yang lebih sempurna dibanding semua yang diberikan Tuhan selama ini?
Dengan kata singkat dapat disimpulkan
bahwa Muhammad adalah manusia yang tidak sempurna. Hal ini berbeda dengan Isa
yang tidak membutuhkan doa dari umatnya, tetapi justru menjadi penebus seluruh
dosa umatnya. Bukankah Isa lebih mulia dari Muhammad?
Ada pendapat yang
lebih ekstrim lagi yang dibangun oleh non muslim bahwa orang
yang masih membutuhkan kiriman doa, apalagi memerintahkan orang lain untuk
mendoakannya, seperti Muhammad, maka harus diragukan kenabiannya dan tidak
layak menjadi penutup ajaran Tuhan. Jika Dia sendiri masih membutuhkan doa dan
belum selamat, bagaimana mungkin dia dapat menyelamatkan umatnya? Berbeda
dengan Isa yang telah merelakan dirinya sebagai penebus dosa dan saat ini
berada di sisi Tuhan. Dia benar-benar juru selamat yang terbukti telah
menyelamatkan umatnya dari dosa.
Pertanyaan ini
menggelitik hati penulis untuk menjawabnya. Sepintas, logika yang dibangun non
muslim nampak benar, terutama jika orang yang ditanya masih awam terhadap
ajaran Islam. Atau benarkah demikian. Mari kita ikuti uraian berikut ini:
Pertama, Allah bershalawat
atas Nabi Muhammad saw. bukan berarti mendudukkan
Rasulullah saw. sebagai manusia yang tidak/ kurang selamat, mulia dan rahmat,
tetapi justru mendudukkan Rasulullah saw. sebagai manusia paling sempurna.Inilah
bentuk rahmat Allah kepada Rasulullah saw. Bukankah menyebut atau menyanjung nama seseorang dengan berbagai kelebihannya di
hadapan orang banyak merupakan salah satu cara memulyakannya? Demikian juga
dengan Allah yang selalu menyebut dan menyanjung Rasulullah saw. di hadapan
seluruh makhluk-Nya. Ibnu Katsir
rahimahullah menjelaskan sebagai berikut:”Maksud dari ayat ini (QS al Ahzab :
56) adalah, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan kepada para hamba-Nya,
tentang kedudukan hamba dan Nabi-Nya di sisi-Nya dan di sisi para makhluk yang
tinggi (Malaikat). Dan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala memuji beliau di
hadapan para Malaikatnya, dan para Malaikat pun bershalawat kepada beliau
shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan
penduduk bumi untuk bershalawat dan mengucapkan salam kepada beliau shallallahu
'alaihi wasallam, supaya terkumpul pujian terhadap beliau dari peghuni dua
alam, alam atas (langit) dan alam bawah (bumi) secara bersama-sama.”(Tasir Ibnu
Katsir Jilid 3 hal 514)
Kedua, malaikat bershalawat
kepada Rasulullah Muhammad saw. berarti malaikat memohonkan tambahan rahmat dan
ampunan. Perbuatan malaikat ini tidak dapat dijadikan indikator bahwa
Rasulullah saw. mempunyai dosa dan jauh dari rahmat Allah, sebab malaikat
tersebut hanya menjalankan tugasnya untuk memohonkan ampunan kepada orang yang
dikehendaki oleh Allah. Perlu ditegaskan di sini bahwa Rasulullah saw. adalah
makhluk yang ma’shum (terbebas dari dosa atau tidak mempunyai dosa)
sebagaimana dijelaskan dalam QS al Fath: 2. Meskipun begitu, Rasulullah saw.
tetap memohon ampunan minimal 100 kali sehari semalam. Ketika para shahabat menanyakannya, beliau hanya
menjawab: “Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?”
Ketiga, orang beriman
mengucapkan shalawat kepada Rasulullah
Muhammad saw. karena beberapa alasan, di antaranya:
a.
Orang beriman membaca shalawat kepada Rasulullah Muhammad
saw. karena melaksanakan perintah dalam QS Al-Ahzab 56 yang artinya:“Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”
Ayat di atas menjelaskan dengan gamblang
bahwa orang beriman berlomba-lomba membaca shalawat kepada Rasulullah Muhammad
saw. bukan karena permintaan Rasulullah saw. untuk mendoakannya
agar selamat dari dosa dan siksa, tetapi didasarkan kepada ketaatan melaksanakan perintah Allah.
Dengan demikian, fitnah tentang permintaan Rasulullah kepada umatnya
untuk mendoakannya agar selamat dan diberi rahmat, tidak ada dasarnya atau
hanya mengada-ada saja.
b. Orang beriman membaca shalawat karena ingin meletakkan nama dan
pribadi Rasulullah saw. dalam hati yang paling dalam. Inilah bukti kecintaan
dan kekaguman seorang mu’min kepada Rasul, manusia teragung dan manusia
tersempurna di jagad raya ini.
Ada beberapa
indikator cinta sejati orang Islam kepada Rasul, yaitu:
1) Gembira dan bangga menyebut namanya dan mendengar nama orang
yang dicintainya disebut oleh orang lain dimanapun dan kapan pun ia berada.
Dengan banyaknya menyebut nama orang yang dibanggakan akan menimbulkan rasa
dekat dan rasa nyaman di hati, seakan rindu ingin bertemu sedikit terobati.
Rasulullah pun membalasnya dengan bersabda: “sesungguhnya orang yang paling
dekat denganku pada har kiamat adalah orang yang paling banyak membaca shalawat
keadaku.”
2) Keinginan untuk selalu dekat orang yang dicintainya dan senang berkumpul dengan
orang-orang yang mengidolakannya untuk bersama-sama menyanjungnya. Orang-orang
Islam tradisi biasanya mengekspresikan kecintaannya dengan membentuk jamaah hadrah, maulid
ataupun shalawatan.
3) Bangga meniru style, kepribadian, dan segala hal yang ada
pada diri sang idola dalam kehidupan sehari-hari.
c. Orang beriman membaca shalawat karena
menginginkan doa yang disampaikan langsung dari Rasulullah ketika menjawab
bacaan shalawat tersebut.
Rasulullah menjelaskan bahwa shalawat yang diucapkan
umatnya akan ditampakkan di hadapan beliau dan menjawab salam tersebut,
sebagaimana sabdanya: “Tiada sekali-kali seseorang mengucapkan salam
kepadaku melainkan Allah mengembalikan kepadaku rohku hingga aku menjawab
salamnya.” Hadis ini menunjukkan kepada kita bahwa Rasulullah mendoakan
umatnya agar selamat melalui setiap jawaban shalawat kepadanya.
Di samping itu, Allah membalas bacaan shalawat tersebut
sebanyak sepuluh kali dan ditambah doa dari malaikat yang mendengarkannya.
d. Orang beriman yang membaca shalawat
akan membawa manfaat yang akan kembali kepada dirinya sendiri, di antaranya:
1. Diampuni dosanya oleh Allah
2. Diakui Rasulullah sebagai umatnya
3. Mendapat syafaatnya di alam
akhirat
4. Diterima doanya
5. Jenazahnya menjadi harum
6. Dicabut nyawanya dengan pelan dans
sebagainya.
Semoga
penjelasan singkat ini dapat membantu pembaca dalam menepis fitnah sebagian
saudara kita non muslim yang mencoba menggiringnya untuk meragukan kerasulan
Muhammad saw. Amiin.